Selasa, 21 Oktober 2014

Teknik Fotografi untuk Fotografer Pemula

High-Speed Photography
Pernah melihat foto balon meledak, percikan air atau kaca pecah? Nah, foto-foto ini dihasilkan dengan teknik high-speed photography. Objek yang bergerak akan menimbulkan efek blur ketika dipotret, dan beberapa fotografer menginginkan mereka “beku” sejenak untuk mendapatkan gambar yang fantastis. Teknik ini membuat hal-hal yang terjadi dengan cepat dan secara normal tidak akan tertangkap mata menjadi mungkin untuk diabadikan.  Amazing, right?

Tilt-Shift Photography
Tilt-shift photography adalah teknik fotografi unik dan kreatif yang mampu memanipulasi objek atau lokasi dengan ukuran sebenarnya menjadi terlihat seperti model miniatur. Untuk membuat efek ini, potret gambar dari sudut yang tinggi, sehingga akan tercipta ilusi seperti sedang melihat sebuah model miniatur. Kamera yang dilengkapi dengan lensa tilt-shift adalah yang kamu butuhkan untuk memulai teknik ini agar menghasilkan depth of field yang sempit.

High Dynamic Range Photography (HDR)
Teknik fotografi menakjubkan ini akan mampu mengaburkan pengertian kita akan perbedaan antara ilusi dan kenyataan. Foto HDR adalah teknik yang mampu membuat rentang dinamis dari eksposur yang jauh lebih besar dibandingkan dengan teknik digital imaging biasa, sehingga dapat memunculkan tingkat intensitas level yang jauh berbeda antara cahaya dengan bayangan. Biasanya teknik ini dilakukan dengan memodifikasi foto dengan software pengolahan gambar. Hasilnya? Luar biasa, tentu saja.

Smoke Art Photography
Asap merupakan hal biasa dalam kehidupan kita. Tapi tahukah kalian kalau asap bisa dijadikan objek untuk mengasilkan karya seni? Smoke art photography membuat hal yang biasa-saja ini menjadi luar biasa. Asap ini bisa digunakan sebagai objek atau sebagai media untuk membuat sesuatu yang lain. Beberapa fotografer menggunakan teknik fotografi ini untuk mengabadikan kecantikan dan kealamian dari asap ini, sementara fotografer lainnya menggunakannya untuk “melukis”, menghasilkan suatu karya seni yang amat menakjubkan.

Motion Blur Photography
Berbeda dengan high-speed fotografi yang sengaja “membekukan” objek foto, teknik fotografi motion blur menangkap keindahan dari sesuatu yang bergerak justru dari efek blurnya. Motion blur biasanya digunakan untuk memunculkan kesan gerakan yang cepat. Kamu bisa mendapatkan efek ini dengan menggunakan kecepatan shutter yang lambat (slow shutter speeds).

Tips Membeli Kamera DSLR Bekas

Fungsi Kamera
Ini adalah point yang penting, yang vital dalam membeli kamera, tetapi malah seringkali disepelekan dalam memilih kamera, gara-gara melihat Body kamera yang mulus seperti New. Berikut beberapa tips nya:

- Cek Tombol
Hidupkan kamera (pastikan kamera sudah terpasang Lensa), tekan dan periksa semua tombol pada kamera, apakah berfungsi semua atau ada yang tidak berfungsi.

- Shutter
Cek tombol shutter, cobalah mengambil foto dengan kamera tersebut, rasakan Shutternya pada saat kita tekan setengah (Auto Fokus) dan tekan penuh (Klik). Apakah berfungsi? masih enak, keras, atau sudah terlalu empuk? Pilih kamera dengan tombol Shutter yang tengah-tengah, tidak terlalu keras tetepi juga tidak terlalu empuk,

- Titik Fokus
Di dalam View Finder kamera terdapat beberapa titik fokus, cobalah gerakkan titik fokus tersebut, coba smua titik fokusnya. Semisal titik fokusnya ada 5 titik, maka gerakkan ke semua titik, apakah berfungsi atau tidak. Hal ini sering disepelekan, dengan alasan Ribet/Rumit, padahal titik fokus adalah hal penting dalam kamera DSLR.

- Sensor
Periksa sensor kamera, apakah bersih atau berdebu. Caranya adalah, cobalah mengambil objek yang berwarna putih polos, bisa tembok bisa gorden. Foto, kemudian lihat di LCD ataupun Komputer/Laptop. Jika hasil foto tersebut bersih, maka Sensor kamera bersih, jika ada bintik-bintik hitamnya, maka Sensor kamera tersebut kotor. Jika kotor, Sensor kamera bisa dibersihkan sendiri, jika terlalu parah maka harus dibawa ke tempat servis. Biaya pembersihan Sensor berkisar antara 100.000-150.000. Maka dari itu sebaiknya pilih kamera dengan sensor yang bersih.

- LCD
Cek LCD pada kamera, perhatikan ada atau tidak Death Pixel disitu. Caranya, kebalikan dari memeriksa Sensor diatas, kali ini fotolah Objek yang berwarna hitam polos, kemudia lihat hasilnya di LCD kamera (jangan di komputer). Lihatlah apakah ada titik berwarna terang menyala? Jika ada berarti ada Death Pixel pada LCD, sebaiknya jangan dipilih, karena Death Pixel tersebut di beberapa kasus bisa menjalar ke titik-titik lainnya. Jadi semisal ada 1 Death Pixel, dalam beberapa waktu bisa tambah menjadi 5 titik.
- On / Off
Coba matikan kamera anda, kemudian hidupkan lagi, pakailah untuk memfoto suatu benda. Apakah lancar, atau ada error. Di beberapa kamera ada kasus seperti itu, ketika kamera di off kan, kemudian di on kan kembali, jika langsung digunakan untuk memoto tidak bisa, harus menunggu beberapa waktu. Pilihlah kamera dengan kondisi antara Off dan On yang normal, cepat, dan tidak bermasalah.
- Baterei
Cek baterei anda, apakah normal, atau nge-drop. Dan tanyakan juga kepada penjual, baterei tersebut Original ataukah KW (Third Party). Coba cek baterei dengan men-charge nya, berfungsi atau tidak.

- Memori
Cek memori yang diberikan, besarnya dan fungsinya. Caranya, kosongkan isi dari memori kamera, kemudian pakailah memfoto 5-10 kali. Kemudian lihat hasilnya di LCD, kemudian transfer ke Komputer/Laptop. Lihat pada komputer, jika memori tersebut sedikit Rusak, maka:
- Jumlah foto tidak sesuai dengan jumlah jepretan
- Ada 1-2 foto yang tidak bisa dibuka
- Ada beberapa foto yang hanya bisa mempilkan setengah gambar, setengahnya lagi cuma warna abu-abu.

- Shutter Count
Cek juga jumlah Shutter Count pada kamera. Untuk Nikon dapat menggunakan software Opanda, disitu dapat terlihat seberapa banyak jepretan yang sudah dilakukan di kamera tersebut. Untuk Canon menurut informasi, perlu dibawa ke Graha Canon. Semakin banyak jumlah jepretan berarti kamera tersebut sudah sering sekali dipakai, dan otomatis umur kamera tinggal sedikit. Jika jumlah jepretan sedikit berarti kamera tersebut jarang dipakai, dan otomatis umurnya akan lebih panjang. Contoh, kamera DSLR kelas Semi Pro umur Shutternya adalah 150.000 – 200.000, jika kamera second tersebut Shutter Countnya sudah 50.000, maka sisa umurnya adalah sekitar 100.000 jepretan. Oleh karena itu usahakan membeli kamera dengan Shutter Count kurang dari 30.000

Teknik Dasar Dalam Fotografi

1. Composition/Angle (sudut pandang)
Untuk menghasilkan foto yang menarik diperlukan keberanian untuk meletakan objek foto tidak selalu ditengah frame kamera. Biasanya para pemula sering terpaku dengan teori-teori yang pernah diketahui. Padahal dengan meletakan objek dipojok frame juga akan menarik asal dapat menyatu dengan elemen yang ada disekitar objek. Setiap fotografer mempunyai cara yang berbeda dalam mengambil kondisi/angle, itu semua tergantung dari sense of art dan banyak memotret.



2. Deph of Field (ketajaman)
Seorang fotografer harus dapat menemukan ketajaman objek yang akan dijepretnya. Apakah objek tersebut dibuat fokus semuanya atau hanya objek utama yang fokus sedangkan objek yang lainnya tidak.
3. Exposure (pencahayaan)
Hasil sebuah foto sangat ditentukan oleh pencahayaan yang ada. Foto yang baik adalah foto dengan pencahayaan yang pas, tidak under dan over exposure.
4. Focus (fokus)
Agar foto dapat dilihat dengan enak,objek yang dihasilkan harus fokus. Seorang fotografer harus dibiasakan mengambil foto dalam keadaan under pressure agar matanya terlatih dalam melihat objek secara jernih. Saat sekarang kamera dan lensa sudah dilengkapi dengan fitur AF (Auto Focus) yang dapat membantu fotografer.
Secara kasat mata kerja seorang fotografer tampak seperti datang, memotret lalu pergi. Padahal sesungguhnya kerja di lapangan hanya sepersekian dari kerja total yang dilakukan fotografer. Bagian terbesar dari kerja ini justru dipersiapannya.
Persiapan yang paling mendasr adalah kemampuan teknis. Hal ini tidak bisa dipelajari dalam waktu singkat. Perlu waktu beberapa hari sampai bulan untuk menguasai teori fotografi dasr dan juga pengenalan pada alat yang dipakai. Pada pemakian lensa non otofocus, harus ada pembiasan dalam dalam memutar gelang fokus. Ada lensa yang memutar searah jarum jam untuk mendapatkan fokus yang tak terhingga, namun ada yang sebaliknya. Lampu kilat dari dua jenis dengan merek yang samapun sering punya aturan penyetelan yang berbeda. Pendeknya seorang fotografer harus sangat kenal dengan benda-benda yang akan dipakainya. Hal terpenting yang harus diingat adalah kerja, kerja seorang fotografer tidak kenal waktu. Kejadian yang harus dipotret bisa datang kapanpun. Maka, emua peralatan seorang
fotografer juga harus dalam keadaan siap. Kondisi selalu siap ini bisa dicapai kalau seorang jurnalis foto mampu mendisiplinkan diri untuk mengembalikan segala sesuatu pada tempatnya dan pada kondisi terbaiknya.

Beberapa hal dalam fotografi makro


Lighting (sumber cahaya)

Dibagi dalam 2 :
- Natural lighting/cahaya alam/Matahari/available light
- Artifisial lighting (Flash dan lampu studio)

Depth Of Field (DoF)

DOF (kedalaman fokus) dalam fotografi makro, ruang ketajaman suatu foto akan indah bisa dilihat jikalau sesuai dengan object yang akan kita abadikan.
Karena semakin dekat jarak antara titik focus kamera dengan object maka akan semakin tipis/sempit DoFnya, ini dapat kita control dengan mengatur bukaan diafraga dari lensa nya. Tentunya kita tak akan menghasilkan foto kupu2 yang hanya tajam dibagian mata saja sementara keindahan dari warna sayapnya menjadi blur.
Jadi jikalau kita ingin mendapatkan DoF yang lebih lebar, tetapi jarak antara lensa dengan objectnya ingin lebih dekat, maka bukaan difragma haruslah di set semakin kecil nilainya (biasanya antara f/5.6 bisa sampai f/16).
Faktor yang mempengaruhi DoF adalah :
Panjang Lensa :makin panjang lensa makin tipis DOF yang akan dihasilkan
Jarak focus : Makin dekat jarak focus suatu object dari lensa, makin tipis DoF yang akan dihasilkan.
Diafragma: Makin besar bukaan lensa (f/2.8) makin tipis DoF yang akan dihasilkan.
Jadi kesimpulannya, DoF yang dihasilkan adalah kombinasi dari ke 3 variabel tsb.
Pada fotografi makro, DoF yang akan dihasilkan relative sangatlah tipis (kebalikan dari pemotretan landscape).

Fokus

- Auto fokus
- Manual fokus

Focusing pada fotografi makro tidaklah sulit apabila kita lakukan pada benda mati/diam. Tapi akan sangatlah sulit jikalau kita melakukannya pada benda yang bergerak seperti serangga yang selalu beterbangan.
Walaupun kini semua lensa sudah dilengkapi dengan fitur auto focus, tapi tidaklah semuanya memiliki kecepatan seperti yang kita harapkan dalam mengikuti object yang bergerak tersebut, jadi manual focusing sangatlah dibutuhkan dalam hal ini.
Setelah cukup terbiasa mendapatkan fokuc yang baik, barulah mencoba mengatur komposisi yang bagus. 

Komposisi

Membuat komposisi agar sesuai dengan kaidah “Rule Of Third” sangatlah sulit, karena object yang akan kita foto selalu bergerak dan sangatlah kecil, kadangkala seluruh object tersebut mengisi frame kamera sepenuhnya.
Hanya dengan sering berlatih dan berlatihlah maka akan didapat komposisi yang bagus dan kreatifitas seorang fotografer sangatlah berperan sekali dalam menentukan komposisi antara foreground, background yang mendukung object (POI-Point of Interest) dengan DOF yang pas.

Lokasi
-Indoor
Didalam ruangan biasanya menggunakan lampu tambahan seperti flash, ringflash, atau bahkan lampu studio.
- Outdoor
Diluar ruangan kita selalu memanfaatkan cahaya matahari sebagai available lightingnya. Biasanya saat yang tepat untuk memotret makro adalah di pagi hari sampai jam 9 pagi, atau di sore hari jam 3-5 sore.

Tripod atau handheld

Disaat penggunaan flash tidak memungkinkan (karena serangga yang akan kita foto akan lari menjauh) maka untuk mendapatkan eksposure yang baik antara bukaan diafragma yang kecil (agar DOFnya lebih lebar) dan shutter speed sementara shutter speed yang kita dapat sangat rendah rendah, maka penggunaan tripod/monopod sangatlah di butuhkan agar hasil fotonya tidak menjadi blur.
Untuk jelasnya apabila shutter speed kita dibawah/lebih rendah/kecil dari 1/FL(Focal length) lensa yang dipergunakan maka sebaiknya pergunakanlah tripod/monopod. Contohnya kita memakai lensa yang 100mm, maka apabila shutter speed yang didapat di kamera 1/60 sebaiknya memakai tripod/monopod agar /object moment yang akan kita abadikan tidak menjadi blur.
Penggunaan tripod sangat membantu dalam pengambilan foto makro terutama disaat cuaca/matahari tidak sedang terik .
Monopod lebih flexible terutama dalam pengambilan foto makro serangga.

Mood dan kesabaran

Memotet adalah seperti halnya kita melukis sebuah kanvas putih, yang akan di lukis dengan menggunakan cahaya. Mood seorang fotografer akan tertuang dikanvas elektronik tersebut saat mengabadikannya.
Makro fotografi sangatlah m

Beberapa tips & trik makro fotografi untuk pemula

^ Pelajari /baca wajah daripada object:
Pada saat memotret makro serangga, buatlah foto saat dia sedang berpose, tunggulah momen saat mata serangga tsb terpaku ke lensa.
Bila memotret bunga, perhatikan dan carilah sisi terbaik dari penampilan bunga tsb. Apakah harus mengambil angle secara keseluruhan, atau hanya diperlukan bagian kecil seperti putik atau benang sarinya.
Bereksperimenlah dengan berbagai arah dan anglenya.

^ Background yang bersih:
Usahakan semaksimalnya BG/background itu bersih/simple yang mendukung POInya. Kalaupun ingin mendapatkan BG hitam (warna lain) bisa disiasati dengan menggunakan kain berwarna sebagai BGnya.

^ Hindari Angin:
Memotret makro pada saat angin bertiup adalah hal yang sia2, karena kita akan mendapatkan hasil yang blur, bisa juga disiasati dengan mengatur shutter speed yang cepat, tapi sebisa mungkin hindarilah memotret makro disaat angin sedang bertiup sehingga akan membuat goyangan pada objectnya.

^ Sabar menunggu momen yang tepat:
Pada saat berburu/hunting makro khususnya serangga, usahakan berdiam diri sehingga segala tidak menarik perhatian serangga tsb.
Apabila kita akan mendekati object, usahakan agar gerakan kita tidak membuat serangga tsb melarikan diri meninggalkan kita.
Dan apabila memotret serangga yang menempel pada bunga, cari posisi yang tepat pada saat dia sedang menghisap madu atau pada saat dia keluar dari bunga adalah moment yang sangat bagus untuk diabadikan.

^ Tahan napas saat menekan shutter kamera.
Membuat posisi spt segitiga antara lengan dan siku yang ditempel kedada kita akan memperkokoh pegangan kamera, ditambah dengan menahan napas sesaat pada waktu menekan shutter kamera akan mengurangi kemungkinan kamera shake dan bisa menghindari hasil foto yang blur/shake.

^ Tambahan cahaya:
Walaupun cahaya tambahan seperti flash adalah tidak dianjurkan, tapi jika dengan menggunakan diffuser atau peredam cahaya pada flash akan membuat halus hasil fotonya dan tidak akan terlau keras kontras yang dihasilkan pada objectnya.

Fotografi Makro untuk pemula

Fotografi makro adalah salah satu kategori fotografi yang membuat pembesaran terhadap suatu object. Atau bisa dengan kata lain dunia fotografi yang diperkecil kedalam dunia Micro.
Pembesaran tersebut bisa dilakukan dengan medekatkan obect dengan kamera, atau pun dari jarak terentu dengan menggunakan lensa tele. dan harus tetap mengusung konsep “Foto yang berbicara” dengan melibatkan unsur komposisi, POI dan keseimbangan.

Benda-benda yang dapat di makro adalah:

- Benda mati/diam
Seperti: sendok/garpu,perhiasan, uang koin, perangko,bunga,miniature mobil2an, souvenir dll.

- Makhluk hidup
Seperti : serangga, kupu-kupu, bunga tanaman, laba2, dll


Alat bantu untuk fotografi makro:

> Kamera Saku/Prosumer

Dengan kamera saku/prosumer pun kita bisa mengabadikan keindahan sebuah bunga mawar, sebuah kupu2 yang hinggap di bunga untuk menghisap madunya. Karena saat ini tekhnologi digital telah memungkinkan kita untuk melakukan fotografi makro dengan hasil yang tidak kalah bagusnya dengan kamera professional. Hampir semua kamera saku/prosumer yang sudah menyediakan fasilitas macro (biasanya ditandai dengan lambing gambar bunga tulip). Dan memungkinkan kita memotret dengan jarak focus kamera dan bendanya hingga beberapa sentimeter saja.
Saat ini sudah tersedia filter/alat tambahan yang dapat di pasang di kamera saku didepan lensanya untuk fotografi makro seperti Raynox dan filter lainnya untuk mendapatkan pembesaran yang lebih .

> Kamera SLR (Single Lens Reflex) baik analog maupun digital.

Semua kamera SLRDSLR kini sudah memiliki fasilitas untuk fotografi makro dengan menggunakan lensa yang berbeda-beda , dan biasanya jarak antara focus lensa ke objectnya akan berbeda tergantung jenis lensa yang kita gunakan.
Untuk lensa khusus makro biasanya jarak object ke lensa bisa sampai 20 cm, tapi apabila kita menggunakan lensa tele maka jarak terdekat yang bisa kita dapatkan titik focus biasanya lebih dari 1 meter dari object.
Sekarang telah banyak tersedia alat tambahan berupa filter close up,filter Lup/Raynox dan reverse lens (sebuah lensa yang dimodifikasi) yang di tempelkan didepan lensa, maka jarak antara object dan lensa akan semakin dekat untuk mendapatkan pembesaran lebih dari 1:1. Dan ada juga tele converter dan extension tube yang dipasang diantara lensa dan odi kamera.

Pembagian fotografi makro menggunakan kamera SLR/DSLR

Umum: 

Menggunakan lensa khusus makro atau lensa zoom yang bertanda “bunga tulip”(bisa untuk foto makro )
Menggunakan lensa tele atau lensa normal plus tele converter..
Untuk lebih jelasnya maka lensa2 dibawah ini adalah yang biasa di pergunakan untuk fotografi makro:
Lensa Makro Normal : 50mm 
Lensa Makro Mid tele : 90-105mm 
Lensa Makro Tele : 150-180mm
Ekstrem: 

Memasang lensa tambahan lagi dengan posisi terbalik didepan lensa dengan tambahan sebuah adapter khusus.
Menggunakan filter tambahan seperti filter close-up didepan lensa.
Memakai filter yang seperti sifatnya sebuah kaca pembesar/Lup , Raynox,
Atau bahkan ada juga yang menambahkan sebuah kaca pembesar yang di lekatkan didepan lensa.